Mudik tahun ini bisa dibilang merupakan mudik yang lebih meriah dan ramai dari biasanya, apalagi banyak terdeteksi mobil-mobil baru, dimana plat plat putih dari berbagai kota sudah mengerumuni jalanan aspal panas jalur utara [pantura] dan jalur selatan. Tadinya sih penuliz dijanjikan akan bertemu dengan Suzuki Ertelu untuk diuji coba ke kampung halaman, ternyata sudah ada yang mengambil di rentalan, huhuhuhuuu…. rupanya faktor lebih banyaknya orang yang minjam mobil daripada tahun lalu dan waktu tempo meminjamnya lebih lama [sampai seminggu] menjadi faktor penuliz kalah rebutan Ertelu. Yaah mobil baru dan gres dengan berat hati urung penuliz dapatkan. Sebagai gantinya penuliz mendapatkan Toyota Avanza 1.5 S lansiran 2010 facelift akhir, bukan versi Veloz sih … tapi berhubung belum pernah penuliz coba versi 1500cc-nya ya sutra lah …. gak papa….
Toyota Avanza 1.5 S adalah model Avanza yang paling bagus menurut penuliz, bodykit seluruhnya memang terasa menyatu dan tercium aura racing elegant style. Beda dengan Nissan Grand Livina Highway Star yang malah terasa seperti pakai sarung. Apalagi ada diferensiasi mesin 1500cc yang membuat versi S tidak hanya diambil dari inisial kata “sport” tapi juga “special”. Kalau boleh bilang sih, jenis kasta Avanza ini seperti jenis kasta mobil kelahiran Eropa umumnya seperti divisi M-nya BMW, RS-nya Ford, Type-R-nya Honda yang versi racingnya berada di kasta tertinggi. Dan hasilnya nggak buruk juga mengadopsi marketing ala Euro Domestic Market begini.
Setelah minjem malam-malam akhirnya pagi tanggal 23 Agustus, penuliz beserta keluarga menyiapkan perlengkapan untuk mudik. Tujuannya? Biasa, ke Madiun… menuju kampung ibu penuliz… lagipula trek madiun ini selain jaraknya dekat, juga strukturnya bervariatif. So… setelah mulai berkemas, kami ke kaliurang dulu. Eitttss… bukannya mau wisata, tapi lewat jalur alternatif. Soalnya diprediksi Prambanan bakal menjadi biang kemacetan arus mudik, jadi kami harus melewati Cangkringan dulu.
Di Cangkringan, kami dihadapkan pada kondisi jalan yang meliuk-liuk dan naik turun. Dari beberapa tikungan memang penuliz mendeteksi sedikit limbung daripada versi terdahulu, namun sebenarnya tidak begitu seheboh Innova dan bisa dieliminir dari teknik mengemudi saja. Namun sisi positifnya bantingan versi S cukup manusiawi dibandingkan para pendahulunya, akhirnya terlhat hasil riset suspensi yang cocok untuk mobil sejuta umat ini. Sayang walau lebih empuk namun tetap saja tidak bisa menahan ganasnya jalanan turunan Cangkringan yang sudah sangat rusak karena sering dilewati truk penambang pasir, duh mbok diaspal dong….
Setelah masuk ke jalan Jogja – Solo akhirnya kami melakukan eco riding saja, sebab arusnya cukup ramai dan 4 lajur. Memang karakter jalannya mengundang banyak orang untuk melakukan pedal to the metal, tapi niat itu disimpan sajalah untuk jalur Solo – Ngawi yang karakternya banyak tikungan dan 2 lajur. Biar agak seru heheh…. Eco riding menghasilkan figur konsumsi 1 liter 14 km, wew lumayan mengingat jalanan penuh sehingga masih berkarakter stop n go. Lucunya Toyota Avanza 1.3 G yang dulu pernah penuliz coba figurnya sekitar 1 liter 12 km. Kok bisa nggak hemat ya? Ada yang salah? Padahal karakter pengemudian dan jalanannya sama.
Mulai masuk Solo artinya mulai dihadapkan kondisi stop n go sesungguhnya, disini lumayan menguji kesabaran saking sumpek dan macetnya. Namun AC-nya yang dingin cukup menenangkan perasaan, apalagi suasana dalam interior cukup akomodatif untuk semuanya. Tersedia cup holder di sisi samping penumpang dan penyimpanan cukup besar. Sektor bagasi jelas nggak begitu sebesar Evalia, Luxio dan APV apalagi “Gerobak” penuliz. Setidaknya masih bisa menampung 6 tas travel kecil. Yang patut disayangkan adalah sektor double din ori Toyota yang sudah K.O memutar CD player, memang ada gossip bahwa double din ori Toyota rentan rusak. Waduh kirain cuma opini doang… moga-moga saja versi Veloz yang integrated sama dashboard sudah direvisi. Namun bila ada yang tertarik dengan Avanza second, tidak ada salahnya kalau mengecek sektor audio lo….
Setelah belok kiri dari pertigaan Palur, jalanan Solo – Ngawi pun berhasil disentuh, jalanan ini maunya dijadikan 4 jalur tapi kelihatannya belum selesai dibuat, yaah semoga saja dipercepat pembangunannya. Setelah menjadi 2 jalur, mulailah saat-saat thriller, banyak para mudikers yang mulai main kucing-kucingan mulai dari panther gen 2, Luxio, Lancer, Innova, Avanza sampai sekelas Camry dan Vellfire . Penuliz pun ikutan sekalian menguji seberapa akseleratifkah anak ini? Sempet googling dulu cari spesifikasi mesin 1500cc ini, menurut spek torsi 130 nm-nya bisa didapat saat 4300 rpm, dan benar saja, langsung kuat melaju saat dipanteng 4300 rpm. Saat harus selap-selip melawan Avanza 1.3 G yang menguntit penuliz dibelakang, mesin 1500cc pun bekerja dan penuliz bisa meninggalkan versi G tersebut. Walau kami sama-sama gazzpollll tapi perbedaan mesin terlihat nyata. Sayangnya dibandingkan Luxio yang bermesin sama, perbandingan rasio giginya terbilang buruk sehingga kadang sulit untuk mendapatkan momentum menyelip mobil, bahkan memaksa penuliz menurunkan gigi.
Walau menggunakan mesin Daihatsu 1500 cc anehnya Avanza S juga tidak seakseleratif Luxio, sedikit agak sulit untuk memainkannya di putaran menengah [60 kpj – 100kpj]. Untuk hal ini bahkan Avanza G 1300 cc lebih baik untuk putaran menengahnya. Mungkin mesin ini bertaji saat keadaan top speed saja [penuliz belum coba topspeednya karena jalanan begitu ramai]. Satu kelemahannya lagi adalah sasisnya kurang presisi, ini terbukti saat melakukan pedal to the metal di jalanan lurus Ngawi – Maospati. Lebih ngeri lagi saat di tes di jalan Maospati – Madiun yang Anginnya cukup kuat karena disampingnya Pangkalan Udara Iswahyudi. Rasanya gejala yang ditimbulkan bukan limbung, lebih tepatnya agak ngebounce alias goyang. Padahal hanya diisi 6 orang dan 6 tas travel kecil saja di dalam, tidak separah Avanza Saipul Jamil yang kalau gak salah diisi sampai 9-10 orang di dalamnya [belum tas2nya].
Setelah bertahan dengan padat merayapnya jalanan luar kota, akhirnya sampai juga di Madiun, menempuh perjalanan sekitar 6 jam memang terasa capek apalagi perut emang sudah nyanyi “keroncong” protol dengan nada tinggi. Saatnya makan dengan menikmati Bakso yang gurih dan hangat. Puazzzzzzzz gan!!!
1.3 G M/T Minor Change | 1.5 S M/T Minor Change |
|
|||
Transmisi | Manual 5 Kecepatan | Manual 5 Kecepatan | |||
Perbandingan Gigi ke-1 | 3,769 | 3,769 | |||
Perbandingan Gigi ke-2 | 2.045 | 2.045 | |||
Perbandingan Gigi ke-3 | 1.376 | 1.376 | |||
Perbandingan Gigi ke-4 | 1.000 | 1.000 | |||
Perbandingan Gigi ke-5 | 0.838 | 0.838 | |||
Perbandingan Gigi Reverse | 4.128 | 4.128 | |||
Perbandingan Gigi Terakhir | 5.125 | 4.875 | |||
Suspensi Depan | Mac Pherson Strut dengan Pegas Koil & Stabilizer | Mac Pherson Strut dengan Pegas Koil & Stabilizer | |||
Suspensi Belakang | 4 Link dengan Pegas Koil dan Lateral Rod | 4 Link dengan Pegas Koil dan Lateral Rod | |||
Rem Depan | Cakram | Cakram | |||
Rem Belakang | Tromol | Tromol | |||
Sistem Rem Tambahan | Proportion Valve (PV) | Anti-Lock Braking System (ABS) | |||
Ukuran Ban | Alloy Wheel,. 185/70 R14 | Alloy Wheel, 185/65 R15 |
1.3 G M/T Minor Change | 1.5 S M/T Minor Change |
|
|||
Panjang | mm | 4,120 | 4,120 | |||
Lebar | mm | 1,635 | 1,630 | |||
Tinggi | mm | 1,695 | 1,695 | |||
Jarak Sumbu | mm | 2,655 | 2,655 | |||
Jarak Pijak Depan | mm | 1,405 | 1,415 | |||
Jarak Pijak Belakang | mm | 1,415 | 1,425 | |||
Berat Kosong | Kg | 1,045 | 1,070 |
1.3 G M/T |
|
|||||
Tipe Mesin | 4 Silinder Segaris, 16 Katup, DOHC | |||||
Isi Silinder | cc | 1,298 | ||||
Diameter x Langkah | mm x mm | 72.0 x 79.7 | ||||
Daya Maximum | ps/rpm | 88 /6,000 | ||||
Bahan Bakar – Kapasitas Tangki | L | 45 | ||||
Bahan Bakar – Jenis | Bensin Tanpa Timbal | |||||
Bahan Bakar – Sistem | Sistem Bahan Bakar Elektronik | |||||
Mesin | K3-VE | |||||
Torsi Maksimum | Kgm/rpm | 12.2 / 4,400 |
LOVE IT :
Mobil investasi, value for money masih tinggi, lebih tinggi “pridenya” dibanding avanza dibawahnya, topspeednya lebih panjang, fitur lengkap dan serbaguna, sparepart dimana-mana dan bisa plug n play sama daihatsu, suspensi lebih empuk dibanding mk1 dan mk2, bodykit nggak sarungan [pas lah sama bodi], kit variasinya juga banyak.
LEAVE IT :
Gengsi kurang karena mobil sejuta umat, kaki-kaki masih berbau sedan jadi kurang stabil bawa orang banyak di kecepatan tinggi, double din ori kurang bandel, baris ketiga dan bagasi pas-pasan, mesin kurang akseleratif dibanding avanza 1300cc, harga masih terlampau tinggi dibanding people carrier berharga sama dengan fitur lebih.
harga pasaran : 130 juta- 140 juta, masih tinggi yah….
impression driving sebelumnya :
Impression Driving (Mudik) with Toyota Avanza G 1.3 2005 (Cerita 1)
Impression Driving (Mudik) with Toyota Kijang LGX 1.8 EFI
Semoga impression driving kali ini menambah info bagi sedulur yang minat dengan Avanza S kali ini, biar makin mantep dengan pilihannya, oke….?!
Nyetir sehat pasti pintar, salam gendjoooooooooooooossss!!!!
Lumayan juga ini avanza S
Tapi klo boleh saran, mudik jgn pake rush/terios
Gk enak bgt! 😀
kenapa gitu broh? sempit?
tapi aku kemarin mudik pake rush type s enak aja, lebih enak dari kijang bahkan lebih enak dari veloz tapi aku udah pasang stabilizer struetbar, front and rear bar he..he..
dibanding r3,, getaran mesin lbh minim avanza/all new avanza om,, cuma kalau kabin lbh senyap r3..
kalo kabin emang bener, masalahnya ane belum coba bejek r3 di luar kota dengan kecepatan tinggi. ehehehe….
kynya krn tenaganya lbh drpd yg 1.3,naik 1.5 nge gas nya ga perlu injek dalem jd lebih irit BBM..*opini ngaco (‘3’)
klo nyali berlebih kynya bisa lebih dari 140km/jam *versi speedometer
#pengalaman nyetir 1.5 di kecepatan140km/jam (bodi dah goyang2), di overtake ma 1.5 lain
opini yang masuk akal- dengan cc besar- tidak prlu rpm tinggi untuk mengail tenaga akselerasi…
wow avanza kelas tertinggi 😀
betewe, tahun katanya mesin Avanza S = mesin Terios/Rush?
sangar donk 😀
tergantung rasio gearnya saja sih. tapi mesin bensin SUV daihatsu nggak galak2 amat kok dari feroza taruna sampai terios dan kembar identiknya.
woow,, nice,, aku pake avanza S matic selama sebulan (rental), dipake rute jambi pekanbaru yang jalannya ajrut ajrutan. kerasa sih beda banget sama tipe G, pemilihan shockbrekernya tergolong beda dengan tipe G, lebih empuk tidak melompat lompat,, padahal cuman 2 orang penumpang aja,, meraih speed 100kpj dalam kondisi stop and go gampang,, trus rasio gigi di speed 100kpj tidak menderu deru seperti varian manual,, so klo mau yg tipe S huntinglah yang matic, uenak pool ngga lemoot
aku sudah sering tes drive jenis mobil om..akhirnya jatuh cinta ke starlet kotak body lebar, gesit, irit, kencang, stabil dengan menambah strutbar saja dan perawatan super murah….:)
mungkin yg nte coba dulu avanza1.3 non VVT-i jelas akselerasinya jauh dibanding sudah VVT-i. dan yang 1.5 rasio gearnya agak butuh penyesuaian.
Kalo buat naik naik enakan mana, antara Avanza matic 1,3 G ato 1,5 S? Mohon pencerahan para senior. trims
Gw punya Toyota kijang buaya KF10 1200cc full std 1981 sdh 34tahun mesin persis corolla dx 1200cc.perawatan sederhana ganti oli doang ikutin km,jarang manasin klw inget gak rutin,jarak tempuh baru 9924km setelah diseting dari NOL lagi mulai tahun 2005.baru sekali nyoba oli S***L 20w50SL minggu pertama lewat jalan non tol PP jkt bogor 100km mobil berasa kurang bertenaga gigi1,2,3 dan main 4 kecepatan gw patok 60km/jam,minggu kedua sedikit tenaga nambah mungsin sdh penyesuaian oli pp jkt bekasi 94km tol dan umum kecepatan gw patok 80km/jam masih enteng main ujung jempol stabil ,wow ternyata BB GPS 77.4km/jam.keiritan BBM bensin rp 7400 beli 50rb =6.75 liter pp 94km =±14km/L apa ga irit,heran gw nyangka padahal 34tahun non Ac beban jalan 3 orang 75+60+45=180Kg + 20Kg barang=200kg.Oli tadi sdh pakai dibulatkan saja 200km liat besi ukur tinggal disetengah wah penguapan apa ga gede.tapi namah 300ml balik ke batas atas F,wow oli sdh menghitam apa sekalian pembersih kerak entah mengapa tapi apa buat tambah irit bbm ,bau asap dari oli ga nyaman lagi pas manasin apa karna bisa bisa diperuntukan bensin dan diesel.top speed blm gas poll ga berani ekplor lebih faktor mesin sdh tua dan bawa keluarga kecuali sendiri berani ekplor tapi belum sempat