How Formula 1 Inspired My Life

Formula 1, mungkin bagi orang awam terlihat seperti nama suatu kandungan paling berbahaya dalam penelitian di laboratorium. Tapi ada juga yang menyebutnya seperti suatu merek odol (yaa iya sih tapi buka itu…). Nama yang terlihat sepele memang, namun jika disingkat menjadi F1, barulah orang-orang sepakat dengan apa yang penuliz maksud.  Formula 1 atau F1 tidak hanya salah satu ajang balapan terseru di persilatan olahraga tapi juga sekaligus paling berbahaya di dunia, juga sebagai ajang motorsport paling tua di dunia. Ada sebagian orang berpikir bahwa adu kebut jet darat nomer satu ini hanyalah ajang pembuktian uji coba masing-masing pabrikan motorsport, namun benarkah filosofi yang dikandung dalam F1 hanya sampai situ?

Apa yang membuat F1 terlihat begitu spektakuler? Terlebih di mata para pecinta motorsport? Bila menilik dari segi spek, tentu tidak bisa dianggap sebelah mata. Mesin yang menopang berkapasitas 2500cc, hm kekecilan? Tapi jangan kaget bila ia berkonfigurasi V10, bertenaga sekitar 750 hp, kecepatannya sekitar 360 kpj, dan putaran mesinnya bisa mencapai 18.000 rpm. Itu pun dipasang di race car dengan rangka super ringan dan aerodinamis yang beratnya cukup di angka kurang lebih 500kg saja. Jelas benda ini bukan sekedar mainan anak kecil, sedikit sentuh pedal gas dijamin badan terpelanting ke belakang. G-forcenya sangatlah besar, dan mobil inilah yang dipakai oleh para team berstandar internasional. Jelas race car ini sudah mengorbankan berbagai macam otak-otak para engineer team yang beradu di kompetisi ini. Apalagi drivernya tidak asal comot, harus mempunyai license racing dengan tingkatan paling tinggi di muka bumi ini dan dikeluarkan oleh FIA,  suatu federasi automotive dunia. Benda eksklusif ini bernama “super license” dan bila sedulur mendapatkan benda tersebut, otomatis sedulur berhak mendapatkan golden ticket untuk masuk ke kokpit roket jalanan tergila di dunia.

Lalu apakah dengan modal seperti itu saja F1 berkembang begitu saja? F1 menguji tidak hanya dari segi mekanisme, akurasi, strategi dan taktik tapi juga persahabatan, kerjasama, emosi, siasat, politik, permusuhan bahkan persatuan. Maka dari itu tiap sesi dari balapan F1 juga tidak kalah hebohnya dengan dunia motorsport lainnya seperti moto GP, WRC, Dakkar dan lainnya. Disana kita tidak hanya menjumpai adu sengit dan gesekan dari plat atau bahkan ban mobil satu ke lainnya namun juga pertempuran para pengemudi yang mempunyai semangat berkobar demi mempertaruhkan rekor kecepatan sekaligus nama baik team yang membuatnya melaju semulus mungkin di sirkuit. Apalagi soal siapa yang menjadi yang pertama finish dalam suatu grand prix, tentu menjadi kenikmatan tersendiri tidak hanya bagi joki jet darat itu sendiri, namun juga menjadi jawaban akan kontribusi dan harapan dari semua team yang ada.

Tiap komponen demi komponen, tiap rangka demi rangka, tiap bagian tubuh dari sang driver terkandung kepercayaan dan harapan bagi semua orang, tidak hanya kepercayaan team semata namun juga kepercayaan bagi para pendukungnya. Entah itu pendukung penonton F1, pendukung dari Negara asal driver, pendukung dari sponsornya, pendukung dari pabrikan otomotif yang menyokongnya atau pendukung dari penggemar produk pabrikan otomotif yang menyokongnya. So sudah jelas bahwa beban moral yang dibawa oleh driver dan kendaraannya sendiri justru menjadi “mesin sesungguhnya” bagi mereka berdua. Jujur kekompakan antar pendukung yang saling tidak langsung ini membuatnya menjadi ajang sport dengan supporter yang begitu besar, mungkin malah lebih besar daripada supporter sepak bola di piala dunia karena mereka tidak terbatas ruang dan waktu.

Hal inilah yang menyebabkan driver yang finish duluan dan menggendong piala besar kemenangan walaupun satu grand prix bisa mempunyai kebanggaan berlipat-lipat, mungkin perasaannya seperti menuai banyak padi yang menguning berton-ton beratnya. Tidak hanya itu, mendapatkan titel juara F1 championship seluruh musim adalah sebuah titel yang nyaris sama seperti dewa. Nama driver tentu akan diingat seluruh penonton yang telah menyaksikan jet darat tersebut dan tidak akan dilupakan tentu bersama team dan pabrikan yang ikut berkontribusi.

F1 juga bisa dibilang menarik karena banyak sekali karakter-karakter di dalamnya yang dapat memeriahkan situasinya. Michael Shumacher bisa dibilang sebagai legenda hidup karena menjuarai balapan F1 7 kali berturut-turut, walau terlihat legenda namun dia mempunyai karakter yang bisa dibilang mengerikan, malah bisa membungkam lawannya dengan senyuman saja. Aytron Senna juga dijuluki legenda hidup lantaran cenderung menjadi driver yang bisa menyihir lingkungan, bersorot mata tajam dan punya ambisi setingkat gedung WTC. Ada juga Kimi Raikonnen yang dijuluki Iceman, driver paling dingin dan minim ekspresi namun sebenarnya mungkin saja ia justru terlihat seperti orang bengong. Juan Manuel Fangio si driver pecinta wanita, bukannya ia playboy, ia banyak digilai wanita karena ia menghargainya. Dan masih banyak lagi karakter yang bermunculan di ajang motorsport termewah saat ini.

Walau ajang kebut legal paling tinggi sedunia ini selalu diterpa pasang-surut masalah, namun kompetisi ini tidak berbeda jauh dengan olahraga lain, membutuhkan stamina dan semangat. Banyak orang yang ingin menyerap dan menerapkan semua karakter-karakter yang timbul dari F1, termasuk penuliz. Dedikasi yang penuh, performa terbaik untuk mencapai puncak kenikmatan sejati, kekuatan akan menjawab harapan orang-orang dan semangat yang berkobar tiada henti tentu menjadi pencapaian dari tiap orang.

Hal ini bisa dilihat di pabrikan Infiniti, sebagai merek premium mobil yang berasal dari Jepang, bukan berarti ia harus diremehkan. Infiniti juga memetik poin penting dari kekuatan dan semangat dari F1 seperti ini. Hasilnya tentu saja jawaban dari harapan konsumen otomotif. Sedulur tidak hanya disajikan oleh mobil yang hanya bertitel premium saja. Infiniti punya performa, Infiniti juga punya semangat, Infiniti juga punya daya tarik yang membuat anda merasakannya begitu special dari ujung setir, ujung jok sampai ke ujung pedal. Seperti team work ala F1, kekompakan tiap perpindahan gigi, tarikan gas, respon kemudi, presisinya bodi mobil dipadu dengan kelembutan jok, kenyamanan ruang, kelegaan kabin, dan jaminan keamanan menjadikan mobil-mobil Infiniti begitu bersensasi. Kekompakan tiap antar elemen inilah hasil dari tiap buah demi buah pikiran para engineer Infiniti. Ya… filosofi sederhana yang tidak berbeda dengan F1 inilah yang menjadi kekuatan Infiniti dalam memproduksi mobil berkualitas dunia.

Simpel tapi mujarab bukan… inspired performance… from F1.

artikel ini mengikuti kompetisi infiniti F1 challenge

Beberapa Nyawa Sportscar yang ada di Roda 2 Tanah Air Khayalan Penuliz

Sepeda motor di tanah air kita ini bisa dikatakan cukup unik lo sedulur, kok gitu? penuliz banyak melihat semua motor tanah air kita ini mirip dengan selera mobil di dunia ini. Yah walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa ekonomi menuntut masyarakat kebanyakan hanya bisa merasakan motor-motor 50-250cc saja. Namun selera otomotif orang indonesia bisa dibilang tinggi. Lihat saja line up motor sport kita yang penulis menilai ada kemiripan yang sejenis dengan sportscar dunia. Motor-motor apa saja itu? yuk langsung kita lihat

Nissan Skyline GT-R R34 – Kawasaki Ninja KRR150

bodi gendut mulut sarang tawon..... hati2 rambut palsu sampeyan bisa disedot disini... 😀

sama sama alat mengangkat gengsi, sama sama alat merasakan sensasi, sama sama alat mencapai tujuan..... ke akhirat (makanya safety aja bawanya broo...) 😛

Nissan Skyline GT-R adalah mobil yang sangat populer di kalangan maniak otomotif, banyak aksinya yang diabadikan di game  seperti Gran Turismo, Need For Speed maupun film-film action seperti Fast and Furious. Mobil ini punya julukan di tempat kelahirannya jepang sana, tak lain adalah Godzilla. Kenapa dinamai begitu, kalo sedulur perhatikan dimensinya di jalanan, mobil ini terkesan monster. Besar, kokoh, kuat dan siap menjulurkan api. Bagaimana di aspal panas? mesinnya RB26DETT  6 silinder, 2.6 liter, twin-turbo bertenaga 332 hp memang menjanjikan akselerasi prima. Doi paling terkenal dengan power badak setingkat muscle car, gak heran di fast and furious godzilla selalu menjadi rekan setia Chevrolet Chevelle yang memang muscle car sejati. So menurut ane Ninja KRR150 memang mempunyai aura Skyline, besar kokoh dan kuat itu jelas tercermin dari diri KRR. dari segi power, motor 2 tak ini memang tukang mengasapi (harafiah atau bukan yaa?) jalan. spek mesin 150 cc bertenaga 30 hp juga menjanjikan akselerasi spontan bak muscle bike. Masa baktinya yang sepanjang generasi Skyline GT-R R31 sampai R34 pun membuatnya menjadi legenda. Sayang julukannya itu loh, ninin wkwkwkwk……

Nissan GT-R R35 – Kawasaki Ninja 250R

alat tempur baru para street killerz, godzilla is back 😀

kuda besi om agus, suara knalpot kopongnya tidak jauh berbeda dengan auman godzilla, pantaskah disamakan?? 🙄

Sama dengan Skyline, masa baktinya akhirnya digantikan oleh model yang lebih baik, lebih berteknologi, lebih manusiawi. Inilah kemunculan Nissan GT-R R35 yang masih mencerminkan karakter skyline. Banyak hal baru yang telah dimasukkan ke GT-R semisal mesin3.8L VR38DETT twin turbo V6 yang lebih joss!!! tenaga yang dihasilkan 545 hp. Dengan tenaga yang superior seperti ini makin sulit untuk kompetitior menyamai langkah dengannya. Porsche 911 Turbo saat ini masih punya selisih yang cukup lumayan dengan GT-R.  Hal yang sama juga dilakukan kawak dengan merilis Ninja 250R, walau tenaga sekilas cuma 30 hp tapi dengan berbekal mesin 250cc, DOHC, 2-silinder jelas masih memungkinkan peningkatan tenaga sampai 50 hp lebih. Yah dengan mesin baru ini daerah 50 hp yang belum dijangkau Ninja 2T bisa diraih Ninja 4T! Sama dengan GT-R, belum ada kompetitior Ninja yang bisa menyamakan langkah dengannya. Senasib dengan Porsche 911 Turbo, Honda CBR250 saja belum bisa meraih topspeed super kuat yang menjadi trade mark Ninja 250. Yap memang “the legends still continues…..”

Subaru Impreza WRX STi – Suzuki Satria FU150

alat melayang instant ala mobil, malah mirip vacuum cleaner xixixi.... 😆

bodi bebek mesin sport, alat melayang instant sampai ke akhirat 😀

Yang sering main DIRT, NFS dan GT pasti kenal dengan makhluk yang satu ini, dia tadinya adalah sedan sederhana yang ga ada apa-apanya dibanding dua makhluk diatas tadi. Namun dengan mesin yang ganas 2.5 L 4 silinder Turbo-charged dengan sasis sedan ringan dapat meletupkan tenaga 304 hp. Tidak diragukan akselerasi yang dijual juga spontan maknyooss lo brooo!! Mobil ini juga dilengkapi dengan 4WD yang membantunya melaju lebih spontan. Bayangkan sedulur bisa merasakan kecepatan 100kpj hanya dengan menginjak pedal gas terus2an selama 4,5 detik. Horor bukan? Doi paling identik dengan warna biru metallik dan lubang angin besar yang memamerkan mesin. Motor yang mempunyai filosofi seperti itu adalah Suzuki Satria FU 150. Warna biru selalu identik dengan FU dan mesin yang bongsor juga memamerkan kekuatan. Tenaga badak 150cc DOHC 4 klep bertenaga 16 hp dengan sasis underbone simpel bisa melumatkan motor2 yang bertenaga lebih besar daripada doi. Filosofi yang digunakan 2 kendaraan ini sebenarnya hanya 3 : simpel, mesin strong, ringan. Namun hal seperti inilah yang membuat mereka makin digdaya….

Ford Mustang GT – Honda Tiger

muscle car yang masih pede dengan resep polos SOHC. stylenya juga ngajak berantem 😀

resep oldies dengan muka garang, apalagi yang versi piceknya. motor andalan eyang ali topan hwehehehe 😛

Ford Mustang adalah salah satu legenda yang masih hidup sebagai muscle car sampai saat ini. Diantara semua muscle car memang namanya saja yang paling menyimbolkan bahwa ia adalah penggusung segmen ini satu-satunya. Dibekali dengan mesin 4.6 liter V8 SOHC bertenaga 300hp memang tidak menjual akselerasi seperti mobil sportscar lainnya. Lalu apa yang dia jual? Torsi! yah, torsi badak dari Mustang tidak diragukan lagi. Tenaga yang selalu mengisi di putaran bawah ini memang dihasilkan dari kubikasi besar dengan camshaft single. Walau tidak seheboh yang lainnya namun mesin yang kuat dan legendanya membuat ia diperhitungkan di kancah sportscar. Begitupun dengan Honda Tiger, mesin kaizen yang penyempurnaan dari Honda CB ini membuat ia menjual torsi yang terus mengisi dari putaran bawah sampai atas. Kubikasi 200 cc SOHC bertenaga 16,7 hp memang sederhana tapi bukan berarti ia lamban, dulu di kancah sport banyak yang memperhitungkannya. Penuliz pernah merasakannya, dengan mesin standar doi masih sanggup lo buat menempeli Ninja 250 teman ane saat turing. Mungkin dibilang lamban karena zaman saja yang sudah berubah dengan kompetitor yang makin moncerr. Namun dibalik semua itu mereka adalah kendaraan legenda dengan historis yang puaanjaang, walau menjual kesederhanaan namun toh tetap diminati orang sampai sekarang.

Toyota GT86 – Yamaha V-ixion

mobil yang disuguhkan dengan harga murah dan teknologi tinggi serta kemampuan yang cekatan, value 4 money ala toyota. 🙄

motor selera orang, value for money ala yamaha, banyak yang ngepens tapi gk kesampaian contohnya kang jombliz hihihi... 😀

Toyota GT86 adalah sportscar sedang yang ditujukan untuk anak muda, mobil ini diciptakan dengan kualitas pengendaraan baik, tenaga yang mencukupi dan style yang cukup nendang. Mobil ini memang tidak begitu berbicara di segi tenaga namun yang disokong olehnya adalah sasis, fitur dan tampilan. Kalo mau berbicara soal mesin, boxer naturally aspirated 2.0 liter 4 silinder racikan subaru yang menghasilkan 200hp, cukup nendang untuk sebuah sportcar sepertinya. Namun fitur sasis rigid, center gravity rendah beserta sensasi mengemudi ala AE86 plus jaminan kemudahan modifikasi ala AE86 membuatnya menjadi sportscar yang begitu value for money.  Begitupun dengan Yamaha V-ixion yang hanya mengandalkan 150cc SOHC namun telah diperkuat injeksi, water cooled, deltabox dan suspensi monoshock untuk menunjang handling mantap. Walaupun di arena drag motor ini tidak banyak berbicara namun bila di arena jalan layaknya sirkuit, motor ini cukup handal lo. Kesamaan dengan GT86 adalah ia menawarkan segudang spek, handling baik dan tampilan yang menjanjikan konsumen. Intinya mereka adalah kendaraan sport yang mementingkan value for money brooo… (kalo honda “teralis” 150 dateng ga tahu deh wkwkwk)

Itulah segelintir pemikiran yang dapat penuliz jabarkan, sejatinya banyak sekali karakter motor sport yang ada di indonesia yang berpatokan kepada image dan ciri khas beberapa sportscar luar negeri. Keunikan selera orang Indonesia terhadap motor yang kencang dan gesit telah membuat kompetisi percaturan roda dua makin sengit sehingga makin menonjolkan “roh sportscar” yang mereka bawa masing-masing. So menurut sedulur, apakah karakter sportscar sudah tercermin di kuda besi sedulur?

source from : otak khayalan inyong…. 😛